Perusahaan Daur Ulang Plastik Membantu Mengurangi Sampah Indonesia Hingga 12%

Indonesia tengah menghadapi tantangan besar terkait pengelolaan sampah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), timbunan sampah nasional mencapai 64 juta ton per tahun, dengan sekitar 12 persen atau 7,68 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik. Sampah plastik ini menjadi perhatian utama karena dampaknya yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, peran perusahaan daur ulang plastik sangat penting, karena mereka memberikan kontribusi besar dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Kontribusi Perusahaan Daur Ulang Plastik

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik adalah melalui industrialisasi pengelolaan sampah. Sebagai bagian dari strategi tersebut, perusahaan daur ulang plastik memiliki peran yang sangat besar. “Indonesia perlu mengembangkan industrialisasi pengelolaan sampah,” ujar Menteri Hanif seusai Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Tahun 2024 bersama para kepala daerah di Jakarta.

Pendekatan ini bertujuan mengubah sampah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular. Karena Mengelola sampah membutuhkan teknologi, membutuhkan manajemen, memerlukan human resources, jadi harus dilakukan secara profesional dan modern. Dengan demikian, pengelolaan sampah plastik melalui daur ulang tidak hanya berfungsi mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan dampak positif dari sisi ekonomi. Plastik yang telah didaur ulang bisa dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku industri, sehingga mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru dan menghemat energi.

Hanif juga menegaskan bahwa keberadaan perusahaan daur ulang plastik sangat membantu negara dalam mengurangi timbunan sampah plastik. Keberadaan perusahaan daur ulang plastik ini memiliki kontribusi signifikan dalam mengurangi sampah plastik hingga 12 persen. Angka ini menunjukkan dampak nyata dari upaya yang dilakukan oleh sektor swasta dalam mengelola sampah plastik secara lebih efisien.

Penerapan Teknologi dan Kolaborasi dengan Swasta

Untuk mendukung keberlanjutan daur ulang plastik, pemerintah Indonesia juga mendorong penerapan teknologi modern dalam pengolahan sampah. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah teknologi refuse derived fuel (RDF), di mana sampah anorganik, termasuk plastik, diolah menjadi bahan bakar alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri, seperti industri semen, pupuk, kertas, dan tekstil. Pendekatan ini tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah plastik. Perusahaan daur ulang plastik yang beroperasi di Indonesia dapat mengolah sampah plastik dengan lebih efektif dan efisien, sehingga lebih banyak sampah yang dapat didaur ulang dan mengurangi ketergantungan pada TPA.

Meskipun peran perusahaan daur ulang plastik sangat besar, pengelolaan sampah plastik juga memerlukan kesadaran masyarakat. Kampanye nasional seperti Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah diluncurkan untuk mendorong masyarakat mulai memilah sampah sejak dari sumbernya. Dengan memilah sampah plastik secara tepat, masyarakat dapat membantu mempermudah proses daur ulang dan mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik.

Sejalan dengan upaya pengelolaan sampah, acara Propak Indonesia 2025, dengan tema Packaging Innovation and Sustainability for Industry Excellence, akan memberikan perhatian besar terhadap inovasi kemasan ramah lingkungan. Dengan memperkenalkan teknologi dan solusi pengemasan yang lebih berkelanjutan, industri pengemasan dapat berperan aktif dalam mengurangi sampah plastik. Inovasi kemasan yang menggunakan bahan daur ulang dan mudah terurai menjadi bagian penting dari transformasi ini, di mana perusahaan-perusahaan di sektor pengemasan dapat mendukung upaya untuk mengurangi sampah dan menciptakan siklus produksi yang lebih ramah lingkungan.

Melalui Propak Indonesia 2025, berbagai pihak dalam industri pengemasan diharapkan untuk berbagi solusi inovatif yang mendukung keberlanjutan, serta menerapkan teknologi yang lebih efisien dalam mendaur ulang kemasan plastik. Langkah ini juga akan membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi sirkular, yang dapat mengurangi dampak sampah plastik sekaligus mendukung keberlanjutan industri pengemasan di Indonesia.

Source: indonesia.go.id